Resensi Buku
Multiple Intelligent ; Menjadi Guru Kreatif melalui “Sekolahnya Manusia”
Judul
buku : Sekolahnya Manusia
Pengarang
: Munif Chatib
Pengantar : Hernowo
Penerbit : KAIFA PT. Mizan Pustaka
Tahun
terbit : 2011
Tebal : 187 halaman
Cover
: Soft Cover
Kategori
: Edukasi pendidikan
Buku berjudul “Sekolahnya Manusia” karya seorang pakar
pendidikan bernama Munif Chatib ini berisi tips-tips menjadi guru kreatif dan
berkualitas. Sangat direkomendasikan
untuk para guru yang ingin memberikan kesan luar biasa kepada muridnya selepas
keluar dari ruangan kelas. Buku ini juga sangat cocok bagi siapapun yang
memiliki ketertarikan terhadap dunia pendidikan, khususnya dunia pendidikan
anak. Membaca buku ini akan membuka wawasan yang selama ini tertutup mengenai
dunia pendidikan di Indonesia. Dengan slogan “menjadikan guru kreatif”, Munif
Chatib sukses menularkan semangat mengajar melalui teorinya yang fenomenal
bernama Multiple Intelligent. Teori
ini sangat berguna bagi keberlangsungan pengajaran di sekolah-sekolah khususnya
dalam hal interaksi antara guru dan muridnya serta dapat mendukung suksesnya
proses pembelajaran di sekolah. Melalui multiple
intelligent, seseorang dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya dengan
baik.
Diawali dengan kisah sejarah sebuah sekolah yang
nyaris di ambang “kematian”. Sekolah itu memiliki jumlah siswa dan guru yang
bedanya sangat signifikan, yakni 16 orang guru dan hanya 2 orang siswa! Minat
masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah ini sangatlah minim. Tapi seorang
Munif Chatib yang peduli mengubah semua itu. Bukan dari segi bentuk bangunannya
saja tetapi isinya juga dirombak. Dengan tidak mengimitasi sistem pendidikan
seperti pada umumnya, sekolah ini malah membuat sistem sendiri yakni
menggunakan multiple intelligent research,
tanpa terlepas dari kurikulum pemerintah juga. Untuk menyeleksi siswanya,
sekolah ini tidak mengadakan tes melainkan daya tampung saja. Inti dari sistem
pembelajaran ini adalah kemampuan setiap anak tidak terabaikan sedikitpun;
semua anak bisa mengekspresikan segenap kemampuannya dengan riang gembira,
tidak ada tekanan sedikitpun. Di sinilah sekolah tempat anak bisa mengasah
segenap kemampuan yang sesungguhnya. Sekolah yang sungguh menghargai berbagai
jenis kecerdasan siswa. Aktifitas belajarnya mampu mengubah kesulitan pemahaman
seorang siswa dalam berbagai hal, menjadi mudah, dan akhirnya siswa tersebut
bisa memahami dengan baik materi yang diajarkan. Hingga akhirnya sekolah ini
bisa maju dan berkembang pesat. Kemudian seluruh isi buku ini diselipkan
kisah-kisah yang pernah terjadi di sekolah tersebut. Itulah yang membuat buku
ini lebih menarik dan santai saat dibaca.
Buku ini juga sedikit menyelipkan ilmu-ilmu psikologi
khususnya psikologi anak. Pembaca dapat mempelajari pola tingkah laku seorang
anak secara psikologisnya. Dikisahkan dalam buku ini, ada seorang anak yang sangat
hiperaktif. Ia dicap buruk oleh lingkungannya. Ia kerap kali menjahili
teman-temannya dan tidak bisa diam di bangku meski sebentar sehingga ia dijauhi
teman-temannya. Orang tuanya sering dipanggil perihal kekacauan yang dibuat
sang anak di sekolah, dan berbagai hal negatif lainnya. Anak itu dikeluarkan
dari sekolah lamanya dan masuk ke sekolah berbasis multiple intelligent ini. Setelah diperisa dengan multiple intelligent research, ternyata
anak tersebut memiliki kecerdasan kinestetik yang tinggi. Jika dioptimalkan
dengan multiple intelligent di
sekolah cetusan Munif Chatib ini, anak itu bisa berkembang dan menjadi lebih
baik. Dan masih banyak lagi kisah unik lainnya seputar dunia anak dan
pendidikan yang bisa ditemukan di dalam buku ini.
Semua materi dalam buku ini disampaikan dengan sangat
jelas, diawali kisah-kisah nyata tentang kondisi yang terjadi sehingga
membuat pembaca lebih mudah memahami materinya. Contohnya materi tentang
Persoalan Pendidikan di Indonesia (Bagian II). Dibuka dengan kisah seorang anak
yang dengan tangan gemetar memberikan secarik kertas kepada ibunya. Kertas
putih itu adalah hasil ulangan harian matematikanya yang telah ditunggu ibunya
sejak lama.
“Ma, Andik dapet nilai 4, gak pa pa kan Ma, abis
soalnya sulit.” Dengan terbata-bata sang anak melaporkan hasil ulangan
matematikanya. Dapat dipastikan, yang terjadi berikutnya adalah tarikan napas
dalam sang ibu yang kemudian ditumpahkan menjadi marah besar kepada si kecil.
“Mana bisa nanti kau jadi orang, mana mungkin kau
nanti jadi dokter, mana mungkin kau menyenangkan hati ibumu.. kalau ulangan
matematika aja cuma dapet 4. Nilai apaan itu? emangnya kamu tidur saat gurumu
mengajar?”
Andik hanya merespon dengan tatapan kosong. Berdiri di
pojok. Tanpa mampu diperhatikan oleh mata, saat itu Andik mengalami pemasangan
kaki-kaki negatif dalam dirinya. Kaki-kaki negatif yang invisible itu adalah “aku bodoh”, “aku gagal”, “aku lemah”, dan
sederet keyakinan negatif lainnya. Kemudian Andik berpikir bagaimana dengan
mata pelajaran yang lain? Ini baru matematika, bagaimana dengan bahasa inggris,
sains, dan pelajaran lain yang menurutnya lebih sulit daripada matematika.
Pikiran ini membuat tubuhnya gemetar. Namun, siapa yang tahu jika dua puluh
tahun kemudian Andik menjadi seorang dokter yang berhasil? Apabila mengingat
masa lalunya yang sering mendapat nilai 4 dalam ulangan matematika ketika SD,
dengan tersenyum sang dokter berkata. “Ternyata betul, tidak ada hubungannya
nilai 4 ulangan matematikaku dulu dengan profesi keberhasilanku sekarang.”
Selain kisah-kisah, buku ini juga berisi saran-saran
terbaik penilaian otentik yang harus dilakukan oleh seorang guru guna
memberikan penilaian yang akurat. Ada format lesson plan, multiple intelligent research, tangga taksonomi bloom, dan portofolio psikomotorik. Setiap guru yang telah membaca buku ini
pasti langsung mendapat banyak inspirasi dan energi penuh untuk mengajar.
Teori-teori dalam buku ini tidak disimpulkan begitu
saja melainkan diambil dari kesimpulan hasil penelitian beberapa tokoh
profesional bidang pendidikan di antaranya Bobbi dePorter, Thomas Armstrong,
Ph.D, dan Howard Gardner (penemu multiple
intelligent). Buku ini ampuh menjadi sebagai “senjata” untuk mengatasi
pelbagai persoalan pendidikan, khususnya terkait dengan masalah bagaimana
mencuatkan potensi anak didik. Dengan multiple
intelligent, ditegaskan bahwa setiap anak didik—di manapun berada, entah
itu di desa atau di kota, anak orang kaya atau orang miskin—memiliki potensi
kecerdasan yang beraneka ragam. Bisa jadi, seorang anak memiliki salah satu
potensi kecerdasan yang sangat menonjol dan itu tidak termasuk dalam kategori kecerdasan
yang dianggap penting oleh sekolah. Multiple
Intelligent adalah strategi
pembelajaran yang berisi aktifitas-aktifitas pembelajaran dengan model
dan kreatifitas yang beragam.
Meskipun buku ini adalah terbitan tahun 2011—jika
melihat perkembangan dunia pendidikan saat ini yang begitu dinamis—agaknya buku
ini sudah sedikit ketinggalan jaman. Pasalnya, buku ini hanya mengkritisi
kurikulum pendidikan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) yang masa berlakunya sudah lewat hanya sampai tahun
2012 saja. Sementara sekarang, yang berlaku adalah Kurikulum 2013 yang telah
jauh disempurnakan oleh pemerintah. jadi kiranya masalah yang dibeberkan dalam buku ini tidak bisa berlaku dewasa ini. Selain itu, buku ini juga tidak secara rinci membeberkan bagaimana cara
penilaian multiple intelligent research itu sendiri. Padahal, hal
inilah kiranya yang paling membuat penasaran para pembaca. Bagaimana multiple intelligent itu bisa
disimpulkan kepada seseorang, secara rinci kecerdasan multiple intelligent itu, dan berbagai hal mendetail dari
kecerdasan majemuk itu sendiri tidak dijelaskan dalam buku ini. Yang ada
hanyalah cara pengembangannya saja.
Dibandingkan buku sejenis lainnya yang juga ditulis
oleh Munif Chatib berjudul “Gurunya Manusia”, buku “Sekolahnya Manusia” lebih
banyak menyampaikan cerita kehidupan yang pernah terjadi sebagai pengalaman
guru pengajar ataupun orangtua siswa. Sementara di buku “Gurunya Manusia” lebih
banyak berisi teori. Meskipun hal yang menjadi fokus dari kedua buku ini
berkategori sama yakni berisi tentang edukasi pendidikan anak.
Bagi siapa saja yang memiliki ketertarikan terhadap
dunia pendidikan dan psikologi anak, silakan membaca buku ini untuk menambah
wawasan sekaligus mempelajari pola kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap
orang sebagai anugerah dari Yang Maha Kuasa.