Minggu, 07 Desember 2014

kepalsuan

bulan mengetuk pintu
bumi menyahut
"ada apa?
"aku tidak bisa datang ke pestamu nanti malam."
"kenapa?"
"bintangku sakit, ia ingin bersembunyi"
"tidak ada yang akan merecokimu seperti kemarin lagi."
"aku takut"
"datanglah"
"aku mau datang. ingin sekali. tapi hanya untuk satu hal. dia yang selalu menantiku. temanmu.."
terkadang orang tak sepenuhnya mau menolong

Minggu, 05 Oktober 2014

KARAVAN PENGANGKUT ILMU untukmu SMAN 25 Bandung

Kusongsong pagi dengan bermandikan sinar lembut mentari
Mengantarkanku ke gerbang peraduan ilmu
Lelaki paruh baya siaga menyapa
Tiada kan kami lupa jasanya

Jalan lurus yang kami lalui
Menjanjikan satu masa depan cerah
Para pahlawan tanpa tanda jasa itu
Menyambut kami penuh kehangatan
Menularkan semangatnya melalui genggaman tangan
Dengan tulus beriring doa
Bagai menyambut pejuang perang yang kan berlaga

Dari gerbang itulah semuanya dimulai
Perjumpaan yang mekar menjadi pertemanan
kebersamaan yang tumbuh ranum memanenkan persahabatan
Kesantunan yang menjelma menjadi kobaran semangat berkarya
Suka duka tiada dirasa
Segala peluh yang menetes tiada kan sia-sia

Langkah ini,
menderapkan langkah penggapai mimpi
Deru napas ini,
Menghembuskan semangat pejuang cita
Degup jantung ini,
mendetakkan asa yang tak pernah mati
Desir darah ini,
mengalirkan motivasi di kala sepi
Selalu haus akan ilmu-Mu

Kuterus melaju hingga kusadari memang tak ada yang abadi
Kini ku menepi dari sekian bebatuan hidup yang terus merecoki
Tapi semua terkenang kembali
Semua berputar kembali dalam memori
Tiga tahun masa di sini
Cerita-cerita indah telah banyak terpatri

Bersama karavan ini
Kami melaju menuju oasis kesuksesan
Dipandu guide handal bernama guru
Yang bukan cuma menunjukkan tetapi juga memberi jalan

Satu hal yang membuatku dapat terus bertahan di karavan ini :
Yakin biarpun yang dilalui terasa begitu pahit...
Tapi sungguh manis setelah dikenang

Terimakasih sekolahku, SMAN 25 Bandung

-dibuat pada malam lebaran, 2014-


Kamis, 02 Oktober 2014

Sari Pati Manis Buah Cerpen Gerhana karya Muhammad Ali


Cerpen ini dimulai dengan satu paragraf singkat yang menggambarkan sisi-sisi positif  buah pepaya. Dijelaskannya ranum, manis, segar, dan lezat buah papaya itu membikin heran bagi siapapun jika sampai memusuhinya. Paragraf pertama tersebut adalah tahapan awal pembaca yang sebetulnya mau ditunjukan hal lain: konflik cerita, yang ini ada di paragraf kedua. Di paragraph kedua, pandangan positif tentang buah papaya langsung dibanting penulis ketika mendeskripsikan dengan gamblang keadaan buah pepaya si tokoh utama yang sangat mengenaskan, melintang kaku di tanah, getahnya mengalir bagai darah segar, lukanya menganga bekas bacokan. Melalui paragraf kedua ini, pembaca akan meringis meresapi perasaan Sali, pemilik pohon pepaya, seorang lelaki yang menjadi tokoh utama dalam cerita ini.
Muhammad Ali ingin mengutak-atik logika pembaca, memutarbalikkan pandangan menjadi tak biasa. Pembaca dipertahankan keberpihakannya pada si tokoh utama tetapi sembari menggambarkan betapa konyol yang  dilakukannya. Masalah buah pepaya yang ditebang dan dihancurkan oleh orang tak dikenal memang terlihat konyol dan seolah membesarkan masalah kecil. Tetapi ini adalah simbol yang menggambarkan betapa lazimnya kita menyepelekan masalah kecil yang sebetulnya bisa pula mengakibatkan hal-hal fatal yang tidak diinginkan seperti misalnya kematian. Hal kecil yang menjadi masalah juga bisa menimbulkan penyesalan. Digambarkan dengan lenguh jeritan istri Sali yang sedih melihat kondisi suaminya yang pingsan dan mungkin meninggal. Amanat yang ingin disampaikan pengarang dalam cerita ini, agar jangan menganggap remeh setiap masalah kecil serta jangan menyepelekan hal-hal kecil.  Karena bisa jadi dari masalah kecil itu nantinya akan berubah menjadi masalah besar yang sulit untuk diatasi dan hanya akan menimbulkan penyesalan.
Sali digambarkan sebagai seorang lelaki polos rakyat jelata biasa yang sebangun dari tidurnya ia melihat buah pepaya kesayangannya telah dirobohkan oleh seseorang yang tak dikenal. Sali hanya memikirkan buah pepaya saja dalam hidupnya. Pohon pepaya itu bak anak kandungnya sendiri yang ia sudah tanam dan besarkan sejak kecil. Ia merasa menjadi ayah yang kehilangan anak kandungnya. Sali pun pergi ke pak lurah untuk meminta keadilan. Di kantor pak lurah, tempat yang ia kira akan memberikan pelayanan dan keadilan untuk dirinya dan kematian “anak kandungnya” itu, malah memberi cibiran dan cemoohan. Pak lurah malah menasehatkan Sali untuk tidak membesar-besarkan masalah kecil serta mengingatkan bahwa yang menjadi penting adalah persoalan kerukunan warga dan bukan buah pepaya.
“Uh, sebatang pohon pepaya tak lebih berharga dari sepincuk nasi rames dan kau mau berlagak seolah-olah kehilangan anak kandung kesayanganmu?”
Dari penggalan percakapan itu pembaca pada awalnya dibuat setuju dengan pendapat pak lurah, tetapi pengarang terus mempertahankan pandangan Sali yang menganggap ini masalah besar dan perlu diselesaikan oleh pihak berwenang. Ia terus menganggap ini sebuah ketidakadilan. Pandangan Sali inilah yang menjadi inti konflik cerpen ini. Yang mau pengarang sampaikan adalah berupa gambaran masyarakat zaman sekarang yang cenderung tidak memberi perhatian lebih pada rakyat kecil. Masalah pencurian apabila dilakukan oleh rakyat kecil maka hukumannya bisa bertahun-tahun penjara tapi kalau koruptor besar, hukumannya hanya satu-dua tahun saja.
“Pembesar kukira tak sudi mengurusi soal-soal sepele seperti ini....” sela tetangga.
“Mereka Cuma mengurusi perkara-perkara besar saja. Urusan seperti ini tentulah tidak menarik minat mereka.”
Ada lagi saripati manis yang bisa diperas dari makna cepen gerhana ini yakni mengenai kasih sayang orang tua. Tidak ada sesuatu pun yang lahir tanpa orang tua. Apapun itu, baik benda mati ataupun hidup pasti ada yang menciptakan dan pasti ada yang menyayangi. Seperti tuhan yang menciptakan kita, Ia berikan seluruh kasih sayangnya dengan memelihara kita. Kasih sayang ibu dan kasih sayang ayah juga tiada putusnya. Sali mencintai buah pepayanya dan Sali mencintai buah cintanya, anak-anaknya, darah dagingnya, melebihi apapun yang ada di dunia. Bahkan kalau perlu pengorbanan darah sebesar lautanpun akan dilakukan ibu demi anak-anaknya.
Cerpen Gerhana karya Muhammad Ali ini kiranya juga memiliki tema politik, yakni berupa sindiran bahwa pada zaman sekarang ini banyak lembaga-lembaga milik pemerintah yang seharusnya memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan, baik itu kasus kecil ataupun kasus besar, mulai mengabaikan tugas utama mereka. Lembaga-lembaga milik pemerintah itu hanya melayani kasus besar saja, juga kasus yang datangnya dari warga yang dianggap memiliki status sosial tinggi. Sedangkan kasus kecil diabaikan, dianggap sepele, terlebih yang meminta bantuan itu hanya warga biasa atau dalam kata lain disebut rakyat jelata.
Dalam cerpen ini juga diceritakan kegelapan bagi Sali dan istrinya. Mereka ada kekosongan komunikasi antar keduanya sehingga bisa terjadi hal buruk seperti itu. Hendaknya suami istri saling mengomunikasikan persoalan apapun yang terjadi di rumah. Jangan sampai seperti Sali dan keluarga Sali. Hanya karena sebuah masalah sepele yang tidak dikomunikasikan dengan baik, bisa berakibat fatal. Keduanya sama-sama gelap mata dalam mempertahankan apa yang dianggapnya penting. Aoa yang disayangi dan dicintainya menjadi nomer satu sehingga melupakan kewajiban menjadi seorang orang tua yang seharusnya menjaga anak, memberi contoh yang baik pada anak, tetapi malah berbuat hal konyol. Terlebih keputusan melakukan hal seperti itu tanpa ada pertimbangan antara satu dengan yang lainnya. Akibatnya keduanya menjadi lepas diri dan hilang akal hingga sampai pada satu titik puncak, menyerah, menyesal, dan mati.
Dari segi pendidikan ada juga yang bisa diambil dari cerpen ini. Kita melihat latar tempat cerita ini adalah di desa terpencil. Digambarkan dengan kerumunan tetangga, rumah pak lurah yang tidak jauh dari tempat, perhatian para tetangga yang biasanya ditunjukan oleh masyarakat desa, dan dipan rumah. Itu semua menggambarkan suasana desa yang notabene di desa itu pendidikannya kurang. Kalau Sali dan keluarganya mengenyam pendidikan sampai tinggi, mungkin tidak akan Sali memikirkan buah pepaya saja dalam hidupnya. Ia mungkin akan mempelajari buah pepaya secara ilmu gizi ataupun morfologi dan biologinya. Bukan hanya sebartas merawat dan menjaga tanaman itu sampai berbuah ranum. Sikap Sali yang seperti itu menggambarkan potret orang-orang desa zaman sekarang yang sedikit sekali mengenyam pendidikan. Ini seharusnya menjadi perhatian lebih pemerintah dalam hal pemerataan pendidikan di Indonesia. Bukan hanya pemerintah saja tapi segenap masyarakat Indonesia. Kita belajar di universitas bukan untuk mencari IPK semata tetapi juga untuk mengabdi kepada masyarakat. Maka ayomilah masyarakat dengan apa yang kita bisa misalnya ilmu. Tak perlu muluk-muluk harta, di desa, masyarakat mendapat pendidikan gratis pun mereka sudah senang.

Dikritisi dari segi judulnya kenapa Muhammad Ali memakai judul Gerhana dalam cerpen ini kiranya mengacu pada hubungan antara Sali dan istrinya yang saling gelap mata menjaga apa yang dicintainya. Sali sangat mencintai pohon pepayanya dan istrinya sangat mencintai anak-anaknya. Ini dituliskan dalam paragraph terakhir : Pohon celaka itulah gara-gara semua ini. Beginilah jadinya. Akulah yang menebangnya semalam, karena anak-anak seringmemanjatnya....” Jelas sekali bukan bahwa hubungan antara Sali dan istrinya adalah bagai gerhana yang saling menutupi. Mereka selalu berlawanan pendapat seperti layaknya gerhana yang selalu saling menutup dan tertutupi oleh satu dan yang lainnya. Mereka tidak mau bertemu dan akhirnya mengakibatkan kegelapan pada bumi. Gerhana matahari membuat siang seperti malam gelap. Gerhana bulan membuat malam tak cerah dan duniapun sempurna gelap. Itu yang mau digambarkan penulis pada pembaca bahwa gerhana itu bisa danalogikan untuk sebuah masalah rumah tangga seperti kisah si Sali ini. Analogi yang bagus. Semua manusia pasti pernah berbeda pendapat satu sama lainnya. Tetapi kita coba cerahkan semuanya. Obrolkan baik-baik bersama orang yang bersangkutan itu agar tidak terjadi gerhana kehidupan yang tidak diinginkan di kemudian hari. 

Rabu, 24 September 2014

Strategi Dakwah Dalam Menghadapi Problematika Dakwah Di Era Modern


            Dakwah. Apa yang terlintas di pikiran ketika mendengar kata ini? Mungkin suatu kegiatan berkoar-koar di hadapan masyarakat mengorasikan wahyu Tuhan. Atau kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mau sepaham dalam urusan agama. Semuanya benar. Dakwah adalah tugas. Kata kerja yang berarti penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat. Itu menurut kamus besar bahasa Indonesia. Sesungguhnya siapa yang terkena perintah melaksanakan dakwah ini?
            Umat muslim. Ya, benar : umat muslim, yang kepadanya tak peduli di belantara manapun ia tinggal terciprat kewajiban menyiarkan ajaran islam ke seluruh penjuru dunia. Pada hakikatnya, tugas nabi dan rosul setelah diberikan wahyu oleh Allah adalah mendakwahkannya ke semua umat manusia agar manusia mengikuti maunya Allah. Manusia itu hanya budak, abdi Allah, begitu yang diajarkan nabi dan kita harus menurutinya.
Mari kita melempar kembali ingatan ke zaman dakwah Nabi Muhammad saw dulu yang penuh dengan batu tajam perlawanan, zaman sekarang yang sudah masuk abad 21 tidak lagi begitu. Tidak ada yang namanya pedang bermata dua secara denotasi dalam gerak dakwah. Sekarang ini adalah pedang dan kuda perang pemikiran yang sedang digencar-gencarkan oleh para musuh islam. Selamanya islam akan memiliki musuh meskipun mudah saja Allah menjadikan kita satu rumpun. Tetapi Allah hanya menyeleksi siapa-siapa yang pantas masuk ke dalam firdaus-Nya kelak. Namun, perlu disadari bahwa yang namanya perjuangan menggapai surga Allah tidaklah semulus jalan tol.
            Secara teknis taktis, dakwah sekarang harus mengikuti bahasa kaumnya, tidak menggurui dan harus bisa seolah menjadi teman sebaya. Dengan membuat intitusi atau organisasi juga bisa menjadi strategi dakwah yang pintar. Kemudian organisasi itu akan masuk dan menggandeng berbagai institusi yang sudah ada dengan membangun relasi yang kuat. Seperti misalnya masuk ke dalam lingkungan Unit Kegiatan Mahasiswa, atau di lingkungan tempat tinggal jika melihat masjid, di situ ada kesempatan ladang amal dan pahala yang bisa dieksploitasi kekayaannya, sambil menyaring mana orang-orang yang dirasa kompeten dalam melanjutkan estafeta perjuangan rosulullah dalam hal berdakwah ini. 
            Lingkungan yang dekat dan strategis membuat para pegiat dakwah mudah untuk mecari lahan dakwahnya dan bisa memasukkan nilai-nilai kebenaran yang sudah diketahuinya. Dakwah hakikatnya adalah menyebarkan, sharing, memberitahu. Sekarang ini telah banyak media sosial yang memiliki prinsip berbagi dan atau menginformasikan hal yang sedang berhubungan dengan si pengguna akun misalnya Path. Pengguna Path dapat dengan mudah mensharingkan apa yang sedang dibacanya kepada para follower-followernya. Kita bisa manfaatkan dengan mensharing buku apa yang sedang kita baca, sedang mengikuti masjilis ta’lim di masjid mana kita, atau sedang mendengarkan musik islami apa kita. Dengan begitu, dakwahpun bisa berjalan menggunakan media sosial tersebut. Selain path, kita juga bisa menggunakan jejaring sosial facebook, twitter, line, blackberry messenger, blog, tumblr, atau yang lainnya. Prinsipnya sama: berbagi. Dengan niat yang luhur yakni ridho ilahi. Jika demikian, insya allah kegiatan bermedia sosial seorang muslim tiada kan sia-sia.
            Para “penyeru” ajaran wahyu ini biasa disebut da’i dan orang yang didakwahkan disebut mad’u. Para da’i menyeru kepada agama Allah dan kepada tegaknya sistem kehidupan di mana ajaran agama terealisasikan secara total. Dalam dakwah, yang kadang luput dari perhatian da’i adalah terlalu fokus kepada mad’u, bagaimana supaya mad’u tergerak hatinya dan mendapatkan hidayah. Padahal Allah-lah Sang Pembolak-balik Hati. Hidayah itu milik Allah Ta’ala saja. Kita sebagai da’i seharusnya melihat ke dalam diri, berkaca mematut hati sudah pantaskah kita berada dalam jalan dakwah. Jadi, yang pertama harus diubah adalah diri kita sendiri dulu baru kemudian mengubah masyarakat. Kita sebagai bagian dari masyarakat memiliki andil besar atas pandangan baik-buruknya kita khususnya sebagai muslim di mata dunia. Kegiatan berdakwah akan otomatis menjadi alarm diri ketika akan terjerumus ke dalam keburukan. Pelaku akan ingat tugasnya sebagai da’i apakah patut berbuat hal buruk demikian, misalnya.
            Tujuan berdakwah sendiri adalah tegaknya islam. Islam akan mampu menjalankan perannya ketika sudah tertata dalam masyarakat atau umat. Jalan satu-satunya untuk mewujudkan itu adalah dengan berdakwah. Menyebarkan seluas-luasnya nilai-nilai islam kepada masyarakat adalah hakikat dari dakwah. Dan semua yang telah atau pernah bersentuhan langsung dengan islam terkena kewajiban berdakwah.

            Hai teman, kenapa itu semua kedengarannya hanya seperti tips tips cantik saja yang lahir dari pemikian manusia? Isi kepala manusia itu terbatas bukan? Jika kita berpijak padanya terus akan tersesatlah kita, tidak tahu nilai-nilai hakiki dari apa sesungguhnya Dinul Islam itu. Maka dari itu, yang harusnya dijadikan landasan iman dan islam kita adalah sesuatu yang universal. Sepanjang masa tidak pernah berubah. Ialah Al-Quran dan Assunnah, yang telah melahirkan para generasi sahabat yang telah sulit ditemukan di zaman modern ini. Kembalilah kepada dua jalan ini (Al-Quran dan Assunnah) yang seyogyanya merupakan solusi dakwah terbaik di zaman ini.

Jumat, 15 Agustus 2014

Persamaan (beda) Siswa dan Mahasiswa



JUDUL HALAMAN : PERBEDAAN SISWA DAN MAHASISWA

Tidak ada beda atara siswa dengan mahasiswa. Sungguh sangat rasis sekali jika menilik perbedaan dari manusia-manusia yang berperan sebagai penuntut ilmu ini. Mereka, para siswa dan mahasiswa, adalah tonggak kemajuan suatu bangsa yang perlu diberi perhatian lebih. Biar bagaimanapun, kekayaan bangsa Indonesia adalah bukan dari minyak, migas, tambang ataupun sumber daya alam lainnya, melainkan isi kepala para generasi mudanya.
Tugas awal setiap manusia di bumi ini adalah menuntut ilmu. Bagaimana bisa tahu dunia dan isinya jika tidak menggali ilmunya. Dan tambang ilmu itu ada di guru, juga buku. Guru dan buku bisa ditemukan di mana saja termasuk di instansi pendidikan: sekolah. Atau di ranah yang lebih tinggi lagi yang biasa disebut universitas, institut, perguruan tinggi, politeknik, sekolah tinggi, ataupun akademi. Orang-orang yang belajar di tempat-tempat tersebut biasa dikenal dengan sebutan mahasiswa. Kegiatan yang dilakukannya disebut kuliah. Jadi secara esensi, sama saja bukan peran siswa dan mahasiswa sebagai manusia yang mau, ingin, dan harus menuntut ilmu?
Namun, tuntutan zaman sekarang ini khususnya di Indonesia cenderung membedakan antara siswa dan mahasiswa. Saya bukan berarti mengklaim sepenuhnya bahwa tidak ada perbedaan sama sekali yang mencolok dari siswa dan mahasiswa. Secara definisipun ini beda. Dalam KBBI, siswa adalah murid (terutama pd tingkat sekolah dasar dan menengah) atau pelajar dan mahasiswa adalah orang yg belajar di perguruan tinggi. Bila harus mencermati perbedaan antara keduanya, saya akan mengkritisi dari segi sejarah dan emosionalnya. Perlu direnungi, seseorang yang masuk ke dunia perkuliahan sama saja keadaannya seperti masuk SMP pertama kali, atau masuk SMA pertama kali. Mereka akan menemui berbagai manuver terbaru dalam hidupnya yang bisa sangat mempengaruhi emosionalnya. Ada yang menyambutnya dengan penuh suka cita dan semangat meletup-letup sambil dibentengi sikap pertahanan diri. Adapula yang menjaga imejnya sebagai sikap alami. Juga ada yang stress berkepanjangan menghadapi dunia barunya yang mungkin tidak sesuai dengannya.
Sayapun menulis ini di dalam kapasitas saya yang masih sebagai mahasiswa baru dan belum banyak bersentuhan langsung dengan dunia perkuliahan. Tapi saya sedikitnya telah banyak mendengar pula cerita-cerita dari kakak-kakak mahasiswa yang membaginya pada saya. Di antaranya menjai mahasiswa itu berat tetapi santai. Dosen tidak seperhatian guru. Banyak tugas hingga bisa tidak tidur berpuluh-puluh jam, dan masih banyak lagi. Saya mungkin bisa bilang: benar, itu terjadi, di kemudian hari. Ataukah akan ada revolusi lain yang tak terduga di zaman yang akan datang nanti? Entahlah, hanya Tuhan yang tahu.
Tahukah kalian bahwa di seluruh dunia manapun istilah penuntut ilmu disebut hanya satu sebutannya yaitu siswa. Bahasa inggris tetap menggunakah istilah student untuk siswa yang menuntut ilmu baik itu di sekolah ataupun perguruan tinggi. Begitupun arab yang mengistilahkan tilmiizun yang artinya siswa. Jadi, sebaiknya tidak membedakan istilah siswa dan  mahasiswa. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita menghadapi kehidupan nyata dengan sikap positif yang harus dimiliki.  

Kamis, 24 Juli 2014

Menanggapi Acara Metro TV Sentilan Sentilun dengan Tema Potret Pendidikan Nasional

Kesaksian wakil menteri pendidikan indonesia dalam acara tv sentilan sentilun membuat saya semakin geram saja. Ia betul-betul menutup mata dari persoalan sontek-menyontek di dunia ujian nasional. Ia bahkan menyangkal dengan kata-kata yang sangat tidak berdasar "itu tidak mungkin terjadi" menyusul pemaparan Asri Welas yang telah menjelaskan secara terang teknis 'kelicikan' itu. Dari mulai satu sekolah yang semua muridnya ribut membicarakan udunan uang yang akan digunakan untuk membeli soal, atau kunci jawaban, atau entah itu apa yang pasti berkaitan dengan ujian nasional yang akan dihadapi mereka. Kemudian polemik mengenai siswa yang tidak pintar di sekolahnya bisa meraih nilai UN tertinggi. Itu sering sekali terjadi. Bahkan siswa yang pintarpun kalah. Bagaimana itu bisa terjadi? Tanya semua orang yang menyaksikan acara itu di benak dan kemudian terutarakan oleh Asri Welas. Jawaban sang wakil menteri sungguh mengecewakan seperti tidak ada keinginan untuk memperbaiki "masalah besar" tersebut. Mendengarnya, hati saya langsung terbanting pecah berkeping-keping.

Ada lagi satu hal yang membuat heran perihal pernyataan wakil menteri yang bersaksi bahwa beliau tidak pernah melihat soal-soal ujian nasional. Mungkin pernyataan itu untuk meyakinkan masyarakat bahwa kebocoran itu tidak mungkin ada lha wong wakil menteri pendidikan sajà tidak pernah melirik soàl itu. Tapi bukan itu yang digariabawahi melainkan komitmen dari para peneliti soal termàsuk jika sang wakil menteri melihatnya untuk tidak membocorkannya kepada siapapuñ. Bapak wakil menteri pendidikan yang memantau persiapan ujian nasional bagaimana mungkin tidak pernah melihat ataupun memeriksa soal-soal ujian nasional secara detil? Pantas saja selepas pelaksanaan ujian nasional kemarin banyak polemik yang mengkritisi soal ujian nasional yang bermasalah seperti soal yang mengandung unsur politik. Karena masalah itu, pemeriksaan pun dilakukan dan jelas ujung-ujungnyà kementerian pendidikan sendiri juga bukan yang repot? Soal ujian berlevel NASIONAL bisa berpenyakit kronis seperti ini? Sungguh ironis. Mbok ya dilirik soalnya sebentar saja apa salahnya tho?

Terlepas dari acara tersebut yang cukup menghibur karena memang berkategorikan acara komedi, saya hanya menanggapi pembicaraan para pengisinya yang menyinggung-nyinggung soal ujian nasional atau dunia pendidikan saja.

Ada lagi alasan yang dibeberkan wakil menteri pendidikan dalam meyakinkan masyarakat bahwa soal ujian nasional tidak mungkin bocor adalah setiap siswa yang mendapatkan soal berbeda di setiap pelajarannya. Begitu katanya. Itu memang fakta. Tapi apa Bapak bangga dengan itu? Ingin menunjukan bahwa tim dari kementerian pendidikan telah mampu membuat soal dengan bermacam variasi dan perbedaan tingkat kesulitan? Itu jelas jauh melenceng dari kompetensi sekolah, Pak. Coba pikirkan apakah mampu guru di sekolah membuat 20 jenis soal berbeda dengan tingkat kesulitan sama? Itu akan menjadi untung-untungan ketika siswa yang mendapat soal mudah bisa lulus sementara yang sulit tidak. Ujian nasional itu adalah penyetaraan proses kelulusan dari jenjang sekolah tertentu se-Indonesia. Bagaimana bisa secara nasional sementara soal ujiannya sendiri tidak setara bahkan dalam satu ruangan ujianpun.

Para pengisi di acara tersebut di antaranya ada Butet Kertaradjasa, Slamet Raharjo dan Asri Welas, dengan bintang tamu spesial salah satu maskot ujian nasional yang amburadul ini, Bapak Wakil Menteri Pendidikan Indonesia. Bagaimana tidak menarik acara ini? Obrolan serius yang dikemas secara unik dan bisa mengocok perut. Seperti saat Butet yang berperan sebagai pembantu rumah tangga menanyakan perihal orang-orang yang diterima di perguruan tinggi 'kok hanya orang-orang pintar saja. Lantas kapan orang bodoh menjadi pintar? Apa orang bodohnya diternakkan saja? Kelakarnya.
"Itu ada penanganannya. Sekarang ini orang-orang yang tidak diterima di perguruan tinggi bisa masuk sekolah keterampilan seperti politeknik, akademi, atau sekolah menengah kejuruan." Begitu jawab wakil menteri.

Di awal pembicaraan, sang wakil menteri memaparkan secara teknis pengamanan yang menurutnya sudah sangat-sangat bersih perihal ketidakmungkinan adanya kebocoran ujian nasional. Mulai dari segi percetakan yang sangat aman karena petugasnya diberedeli dulu handphone, pakaian, saku, kamera, dan alat komunikasi lainnya sehingga soal ujian nasional aman terkendali. Ditambah beliau sendiri yang menyaksikan itu semua.

Tolong jangan jadikan ujian nasional  sebagai penentu kelulusan, tapi hanya dijadikan tolak ukur keberhasilan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah. Karena jika ujian nasional  terus dijadikan penentu kelulusan dikhawatirkan sekolah bukannya mendidik siswa untuk siap menghadapi tantangan hidup masa depan akan tetapi siswa dipersiapkan hanya untuk menjawab soal-soal ujian nasional yang tidak akan dihadapi dikehidupan nyata. Soal-soal ujian nasional itu bahkan mematikan kreatifitas siswa dengan diberikannya pilihan berganda dalam prosedur menjawabnya.

Dalam acara yang tayang di metro tv pada pukul 23.05-23.30 tersebut, menteri pendidikan memaparkan tujuan-tujuan ujian nasional yaitu untuk mengukur kemampuan siswa dañ sekolah. Jika ujian nasional dilaksanakan ideal bisa tujuannyapun bisa tercapai karena sesungguhnya tujuannya itu sendiri adalah sangat mulia. Kompetensi pada suatu mata pelajaran misalnya jika seorang anak tersebut diujikan kemudian mendapat nilai jelek akan bisa terdeteksi di mana kekurangan sekolah tersebut. Bisa jadi gurunya yg mengajar bukan sesuai mata pelajarannya, atau fasilitasnya kurang memadai, atau buku sumber tidak ada, maka dari kementerian pendidikan bisa segera mengirimkan bantuan. Pertanyaannya apakah yang seperti itu sudah benar-benar dilaksanakan mengingat ketidakjujuran dari semua komponen masih sangat sulit dimusnahkan?

Masih ada orang jujur itu jelas ADA. Tapi sedikit. Hal ini persis seperti yang tersurat dalam Al Quran "...namun sedikit sekali dari kamu yang bersyukur"
Semoga Saya termasuk bagian yang sedikit itu. Dan Anda juga tentunya. Amin.

Salam hangat.

Maryam Fathimiy

Senin, 10 Februari 2014

Resensi Buku "Sekolahnya Manusia" karya Munif Chatib



Resensi Buku

Multiple Intelligent ; Menjadi Guru Kreatif melalui “Sekolahnya Manusia” 

Judul buku       : Sekolahnya Manusia
Pengarang       : Munif Chatib
Pengantar       : Hernowo
Penerbit          : KAIFA PT. Mizan Pustaka
Tahun terbit    : 2011
Tebal               : 187 halaman
Cover               : Soft Cover
Kategori          : Edukasi pendidikan

Buku berjudul “Sekolahnya Manusia” karya seorang pakar pendidikan bernama Munif Chatib ini berisi tips-tips menjadi guru kreatif dan berkualitas.  Sangat direkomendasikan untuk para guru yang ingin memberikan kesan luar biasa kepada muridnya selepas keluar dari ruangan kelas. Buku ini juga sangat cocok bagi siapapun yang memiliki ketertarikan terhadap dunia pendidikan, khususnya dunia pendidikan anak. Membaca buku ini akan membuka wawasan yang selama ini tertutup mengenai dunia pendidikan di Indonesia. Dengan slogan “menjadikan guru kreatif”, Munif Chatib sukses menularkan semangat mengajar melalui teorinya yang fenomenal bernama Multiple Intelligent. Teori ini sangat berguna bagi keberlangsungan pengajaran di sekolah-sekolah khususnya dalam hal interaksi antara guru dan muridnya serta dapat mendukung suksesnya proses pembelajaran di sekolah. Melalui multiple intelligent, seseorang dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya dengan baik.
Diawali dengan kisah sejarah sebuah sekolah yang nyaris di ambang “kematian”. Sekolah itu memiliki jumlah siswa dan guru yang bedanya sangat signifikan, yakni 16 orang guru dan hanya 2 orang siswa! Minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah ini sangatlah minim. Tapi seorang Munif Chatib yang peduli mengubah semua itu. Bukan dari segi bentuk bangunannya saja tetapi isinya juga dirombak. Dengan tidak mengimitasi sistem pendidikan seperti pada umumnya, sekolah ini malah membuat sistem sendiri yakni menggunakan multiple intelligent research, tanpa terlepas dari kurikulum pemerintah juga. Untuk  menyeleksi siswanya, sekolah ini tidak mengadakan tes melainkan daya tampung saja. Inti dari sistem pembelajaran ini adalah kemampuan setiap anak tidak terabaikan sedikitpun; semua anak bisa mengekspresikan segenap kemampuannya dengan riang gembira, tidak ada tekanan sedikitpun. Di sinilah sekolah tempat anak bisa mengasah segenap kemampuan yang sesungguhnya. Sekolah yang sungguh menghargai berbagai jenis kecerdasan siswa. Aktifitas belajarnya mampu mengubah kesulitan pemahaman seorang siswa dalam berbagai hal, menjadi mudah, dan akhirnya siswa tersebut bisa memahami dengan baik materi yang diajarkan. Hingga akhirnya sekolah ini bisa maju dan berkembang pesat. Kemudian seluruh isi buku ini diselipkan kisah-kisah yang pernah terjadi di sekolah tersebut. Itulah yang membuat buku ini lebih menarik dan santai saat dibaca.
Buku ini juga sedikit menyelipkan ilmu-ilmu psikologi khususnya psikologi anak. Pembaca dapat mempelajari pola tingkah laku seorang anak secara psikologisnya. Dikisahkan dalam buku ini, ada seorang anak yang sangat hiperaktif. Ia dicap buruk oleh lingkungannya. Ia kerap kali menjahili teman-temannya dan tidak bisa diam di bangku meski sebentar sehingga ia dijauhi teman-temannya. Orang tuanya sering dipanggil perihal kekacauan yang dibuat sang anak di sekolah, dan berbagai hal negatif lainnya. Anak itu dikeluarkan dari sekolah lamanya dan masuk ke sekolah berbasis multiple intelligent ini. Setelah diperisa dengan multiple intelligent research, ternyata anak tersebut memiliki kecerdasan kinestetik yang tinggi. Jika dioptimalkan dengan multiple intelligent di sekolah cetusan Munif Chatib ini, anak itu bisa berkembang dan menjadi lebih baik. Dan masih banyak lagi kisah unik lainnya seputar dunia anak dan pendidikan yang bisa ditemukan di dalam buku ini.
Semua materi dalam buku ini disampaikan dengan sangat jelas, diawali kisah-kisah nyata tentang kondisi yang terjadi sehingga membuat pembaca lebih mudah memahami materinya. Contohnya materi tentang Persoalan Pendidikan di Indonesia (Bagian II). Dibuka dengan kisah seorang anak yang dengan tangan gemetar memberikan secarik kertas kepada ibunya. Kertas putih itu adalah hasil ulangan harian matematikanya yang telah ditunggu ibunya sejak lama.
“Ma, Andik dapet nilai 4, gak pa pa kan Ma, abis soalnya sulit.” Dengan terbata-bata sang anak melaporkan hasil ulangan matematikanya. Dapat dipastikan, yang terjadi berikutnya adalah tarikan napas dalam sang ibu yang kemudian ditumpahkan menjadi marah besar kepada si kecil.
“Mana bisa nanti kau jadi orang, mana mungkin kau nanti jadi dokter, mana mungkin kau menyenangkan hati ibumu.. kalau ulangan matematika aja cuma dapet 4. Nilai apaan itu? emangnya kamu tidur saat gurumu mengajar?”
Andik hanya merespon dengan tatapan kosong. Berdiri di pojok. Tanpa mampu diperhatikan oleh mata, saat itu Andik mengalami pemasangan kaki-kaki negatif dalam dirinya. Kaki-kaki negatif yang invisible itu adalah “aku bodoh”, “aku gagal”, “aku lemah”, dan sederet keyakinan negatif lainnya. Kemudian Andik berpikir bagaimana dengan mata pelajaran yang lain? Ini baru matematika, bagaimana dengan bahasa inggris, sains, dan pelajaran lain yang menurutnya lebih sulit daripada matematika. Pikiran ini membuat tubuhnya gemetar. Namun, siapa yang tahu jika dua puluh tahun kemudian Andik menjadi seorang dokter yang berhasil? Apabila mengingat masa lalunya yang sering mendapat nilai 4 dalam ulangan matematika ketika SD, dengan tersenyum sang dokter berkata. “Ternyata betul, tidak ada hubungannya nilai 4 ulangan matematikaku dulu dengan profesi keberhasilanku sekarang.”
Selain kisah-kisah, buku ini juga berisi saran-saran terbaik penilaian otentik yang harus dilakukan oleh seorang guru guna memberikan penilaian yang akurat. Ada format lesson plan, multiple intelligent research, tangga taksonomi bloom, dan portofolio psikomotorik. Setiap guru yang telah membaca buku ini pasti langsung mendapat banyak inspirasi dan energi penuh untuk mengajar.
Teori-teori dalam buku ini tidak disimpulkan begitu saja melainkan diambil dari kesimpulan hasil penelitian beberapa tokoh profesional bidang pendidikan di antaranya Bobbi dePorter, Thomas Armstrong, Ph.D, dan Howard Gardner (penemu multiple intelligent). Buku ini ampuh menjadi sebagai “senjata” untuk mengatasi pelbagai persoalan pendidikan, khususnya terkait dengan masalah bagaimana mencuatkan potensi anak didik. Dengan multiple intelligent, ditegaskan bahwa setiap anak didik—di manapun berada, entah itu di desa atau di kota, anak orang kaya atau orang miskin—memiliki potensi kecerdasan yang beraneka ragam. Bisa jadi, seorang anak memiliki salah satu potensi kecerdasan yang sangat menonjol dan itu tidak termasuk dalam kategori kecerdasan yang dianggap penting oleh sekolah. Multiple Intelligent adalah strategi  pembelajaran yang berisi aktifitas-aktifitas pembelajaran dengan model dan kreatifitas yang beragam.
Meskipun buku ini adalah terbitan tahun 2011—jika melihat perkembangan dunia pendidikan saat ini yang begitu dinamis—agaknya buku ini sudah sedikit ketinggalan jaman. Pasalnya, buku ini hanya mengkritisi kurikulum pendidikan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang masa berlakunya sudah lewat hanya sampai tahun 2012 saja. Sementara sekarang, yang berlaku adalah Kurikulum 2013 yang telah jauh disempurnakan oleh pemerintah. jadi kiranya masalah yang dibeberkan dalam buku ini tidak bisa berlaku dewasa ini. Selain itu, buku ini juga tidak secara rinci membeberkan bagaimana cara penilaian multiple intelligent research itu sendiri. Padahal, hal inilah kiranya yang paling membuat penasaran para pembaca. Bagaimana multiple intelligent itu bisa disimpulkan kepada seseorang, secara rinci kecerdasan multiple intelligent itu, dan berbagai hal mendetail dari kecerdasan majemuk itu sendiri tidak dijelaskan dalam buku ini. Yang ada hanyalah cara pengembangannya saja.
Dibandingkan buku sejenis lainnya yang juga ditulis oleh Munif Chatib berjudul “Gurunya Manusia”, buku “Sekolahnya Manusia” lebih banyak menyampaikan cerita kehidupan yang pernah terjadi sebagai pengalaman guru pengajar ataupun orangtua siswa. Sementara di buku “Gurunya Manusia” lebih banyak berisi teori. Meskipun hal yang menjadi fokus dari kedua buku ini berkategori sama yakni berisi tentang edukasi pendidikan anak.
Bagi siapa saja yang memiliki ketertarikan terhadap dunia pendidikan dan psikologi anak, silakan membaca buku ini untuk menambah wawasan sekaligus mempelajari pola kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap orang sebagai anugerah dari Yang Maha Kuasa.

Jumat, 24 Januari 2014

Pengaruh Karbol Wangi terhadap Perkecambahan



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Karbol wangi, yang biasa dikenal sebagai cairan pembersih adalah suatu zat cair yang mengandung non-ionic detergent dan desinfektan (penghilang kuman) yang mengandung wewangian tertentu. Berbentuk cairan kental dengan warna bening dan/atau bisa berbagai macam. Berfungsi sebagai pembersih sekaligus penghilang kuman dan bakteri juga untuk menghilangkan bau. Karbol wangi biasa dipakai untuk mengepel lantai kamar mandi, toilet, lantai rumah sakit, dan lain sebagainya. Juga bisa digunakan untuk membersihkan kandang hewan, porselen, tempat sampah, dan berbagai tempat lainnya yang dirasa memerlukan pembugaran bahkan belakangan diketahui karbol wangi bisa juga untuk membasmi tikus.
Cairan karbol wangi sepertinya sudah menjadi bahan pokok yang wajib dimiliki oleh seorang ibu rumah tangga. Pemakaiannya sudah termasuk sangat sering, mengingat fungsinya yang begitu berguna dalam hal kebersihan yang sudah tentu semua orang menghendakinya. Namun, tak jarang ibu rumah tangga, pembantu rumah tangga, atau siapapun yang telah menggunakan air karbol wangi, selepas itu sisa airnya dibuang di sembarang lahan/tempat.
Bahan aktif karbol wangi adalah 2,0% pine oil dan 1,5% cresylic Acid. Ini berdasarkan yang tertera pada kemasan suatu merk karbol wangi yang bernama “SOS Antibacterial” dengan wangi classic pine. Dan berbagai jenis bahan kimia lain seperti CMC 30 gr, texapon, BKC (Benzalkonium Chloride), polysorbate, parfum, pewarna, dan air.
Dari semua bahan-bahan kimia yang terkandung dalam karbol wangi tersebut, tak ayal jika dalam kemasan produk karbol wangi terdapat tulisan, “Hindari dari jangkauan anak-anak, makanan atau minuman. Bila terkena mata, siram dengan air. Bila iritasi tetap terjadi, konsultasi ke dokter. Jika tertelan, minum segelas air dan minta pertolongan dokter.”
Hal ini sepertinya menjadi indikasi bahaya karbol wangi jika terkena kontak dengan makhluk hidup khususnya manusia. Bagaimana dengan tumbuhan? Bagaimana dampak yang akan dirasakan oleh tumbuhan jika terkena atau tersiram cairan karbol wangi mengingat banyak ibu rumah tangga yang selepas menggunakan air karbol wangi, sisa airnya kerap kali di buang di sembarang lahan yang bisa jadi terdapat tumbuhan yang sedang tumbuh di sana?
1.2  Rumusan Masalah
1.      Adakah dampak bagi tumbuhan yang tersiram air karbol wangi?
2.      Apa dampak bagi tanaman yang tersiram air karbol wangi?
3.      Bagaimana air karbol wangi mempengaruhi pertumbuhan tanaman?
1.3  Tujuan Penelititan
1.      Memenuhi tugas mata pelajaran biologi.
2.      Mengetahui ada atau tidaknya dampak bagi tanaman yang tersiram air karbol wangi.
3.      Mengetahui dampak tanaman yang tersiram air karbol wangi.
4.      Mengetahui bagaimana air karbol wangi mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
1.4  Hipotesis
Tanaman yang tersiram air karbol wangi pertumbuhannya tidak akan optimal dan lama-kelamaan akan mati
1.5  Variabel Penelitian
Variabel bebas : Pemberian air karbol wangi
Variabel terikat : Pertumbuhan kacang merah yang telah diberi air karbol wangi
1.6  Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan observasi langsung pada objek penelitian dengan indikator kecambah biji kacang merah.
1.7  Waktu Penelitian
Sabtu 24 Agustus 2013 s/d Kamis 28 Agustus 2013





BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1  Landasan Teori
Tumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme. Pertumbuhan bersifat irreversibel artinya tidak dapat kembali. Zat-zat yang dibutuhkan tanaman dalam fase tumbuhnya antara lain adalah air, cahaya matahari untuk fotosintesis, nitrogen untuk pertumbuhan vegetatif (tinggi, anakan, dan hijau daun), pospor (P) untuk pertumbuhan akar, bunga, biji, buah, kalium untuk pembentukan protein dan karbohidrat, kobalt untuk memperlancar aliran air, cupper (Cu) enzim aktivator pembentuk pigmen, kalsium untuk pembentukan klorofil, dan lain-lain.
Karbol wangi, yang biasa dikenal sebagai cairan pembersih adalah suatu zat cair yang mengandung non-ionic detergent dan desinfektan (penghilang kuman) yang mengandung wewangian tertentu. Berbentuk cairan kental dengan warna bening dan/atau bisa berbagai macam. Berfungsi sebagai pembersih sekaligus penghilang kuman dan bakteri juga untuk menghilangkan bau. Karbol wangi biasa dipakai untuk mengepel lantai kamar mandi, toilet, lantai rumah sakit, dan lain sebagainya. Juga bisa digunakan untuk membersihkan kandang hewan, porselen, tempat sampah, dan berbagai tempat lainnya yang dirasa memerlukan pembugaran bahkan belakangan diketahui karbol wangi bisa juga untuk membasmi tikus.
Bahan aktif karbol wangi adalah 2,0% pine oil dan 1,5% cresylic Acid. Ini berdasarkan yang tertera pada kemasan suatu merk karbol wangi yang bernama “SOS Antibacterial” dengan wangi classic pine. Dan berbagai jenis bahan kimia lain seperti CMC 30 gr, texapon, BKC (Benzalkonium Chloride), polysorbate, parfum, pewarna, dan air.
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi.
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini memengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan kadar ion kalium (K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan dan jika berlebihan akan sangat merugikan karena tumbuhan akan menjadi layu bahkan mati.






















BAB 3
PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
1.      Wadah plastik 3 buah
2.      Spidol
3.      Gelas ukur
4.      Biji kacang merah 3 buah
5.      Kapas secukupnya
6.      Air 600ml
7.      Karbol wangi 3ml
8.      Mistar
3.2 Prosedur Penelitian
1)      Siapkan 3 buah wadah, beri tanda wadah A, B, dan C!
2)      Rendam 3 buah biji kacang merah dalam air selama satu jam!
3)      Basahi kapas dengan air murni lalu masukan kapas ke dalam masing-masing wadah!
4)      Letakan masing-masing satu biji kacang merah di atas kapas yang ada di dalam wadah- wadah tadi, kemudian didiamkan. Setelah 48 jam, amati dan ukur pertumbuhan panjangnya!
5)      Siapkan cairan karbol wangi dan air. Buat campuran dengan perbandingan 1:300, 1:200, dan 1:100 (dalam satuan mili liter)!
6)      Semprotkan campuran karbol wangi dan air dengan perbandingan  1:300 ke dalam wadah A, 1:200 ke dalam wadah B, dan 1:100 ke dalam wadah C!
7)      Lakukan penyemprotan dengan frekuensi 2 hari sekali!
8)      Amati dan ukur pertumbuhan batang kecambah kacang merah tersebut  perharinya!


BAB 4
HASIL PENELITIAN


4.1 Tinggi Tanaman
·         48 jam pertama :
Tanaman A           = 3mm
Tanaman B           = 2mm
Tanaman C           = 2mm
·         Semprotan pertama (hari ke 3) :
A.    1 : 300             = 15mm
B.    1 : 200             = 12mm
C.    1 : 100             = 10mm
·         Hari ke 4 :
A.    1 : 300             = 29mm
B.    1 : 200             = 25mm
C.    1 : 100             = 10mm          
·         Semprotan kedua (hari ke 5) :
A.    1 : 300             = 55mm
B.    1 : 200             = 50mm
C.    1 : 100             = 10mm
·         Hari ke 6 :
A. 1 : 300              = 64mm
B. 1 : 200              = 60mm
C. 1 : 100              =10mm
4.2 Pertumbuhan Tinggi Tanaman
·         48 jam pertama :
Tanaman A           = 3mm
Tanaman B           = 2mm
Tanaman C           = 2mm
·         Semprotan pertama (hari ke 3) :
A.      1 : 300             = 12mm
B.      1 : 200             = 10mm
C.      1 : 100             = 8mm
·         Hari ke 4 :
A.      1 : 300             = 14mm
B.      1 : 200             = 13mm
C.      1 : 100             = 0mm
·         Semprotan kedua (hari ke 5) :
A.      1 : 300             = 26mm
B.      1 : 200             = 25mm
C.      1 : 100             = 0mm
·         Hari ke 6 :
A. 1 : 300              = 9mm
B. 1 : 200              = 10mm
C. 1 : 100              = 0mm







·         Gambar :
48 jam pertama
Setelah semprotan pertama (hari ke3)














·         Grafik :
Grafik Pertumbuhan Tinggi Kecambah yang Diberi Air Karbol Wangi


























BAB 5
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Kecambah yang tumbuh pada media yang bersih akan lebih optimal pertumbuhannya dibanding di tempat yang kotor dan terkontaminasi air karbol wangi. Ini terlihat dari panjang kecambah setelah disemprotkan air bercampur karbol wangi, pertumbuhannya menjadi lebih lambat.
Banyak sedikitnya konsentrasi di dalam campuran karbol wangi dan air juga berpengaruh terhadap pertumbuhan kecambah. Kecambah yang disemprotkan larutan karbol wangi dalam air dengan konsentrasi lebih tinggi yakni 1:100, pertumbuhannya menjadi lebih lambat dibandingkan dengan yang konsentrasinya lebih rendah yaitu 1:300 .
Jadi ternyata, tanaman jika terus menerus disemprotkan air yang telah bercampur karbol wangi hasilnya akan buruk. Dibuktikan dengan kecambah yang telah disemprotkan air karbol wangi, warna batangnya menjadi agak sedikit kehitaman.   
5.2  Saran
Lebih baik tidak membuang bekas air pengepel lantai ke tanah. Buang saja ke selokan. Kemudian, jika ingin menggunakan karbol wangi untuk kebutuhan sehari-hari, gunakanlah secukupnya, jangan terlalu banyak.
Campuran yang dianjurkan :
1 : 10 untuk menghilangkan bau di toilet, selokan, tempat sampah dll.                        
1 : 80 untuk mengepel lantai.