Jawaban pertanyaan soal seleksi studi kasus PM 13 tentang tiga pendekatan
Oleh: Maryam Fathimiy, calon pengabdi muda Arah Pemuda Indonesia
PERTANYAAN
"Jelaskan perbedaan antara pendekatan Community Development, Community Empowerment dan Community Organization! Secara substantif, apa yang menjadi pembeda utama di antara ketiga pendekatan tersebut? Bagaimana penerapannya dalam kegiatan masyarakat? Berikan contoh konkret untuk masing-masing pendekatan!''
JAWABAN SAYA
PENDAHULUAN
Mencari perbedaan sejatinya adalah mendefinisikan. Awalnya, saya tidak mengatahui secara pasti apa makna sesungguhnya dari ketiga pendekatan tersebut. Namun sambil belajar, saya mencoba menjawab pertanyaan ini sejujur-kreatif-dan reflektif-mungkin. Saya merefleksikan dari penalaran dan pengalaman saya sendiri menggunakan metode analisis deskriptif komparatif. Setelah saya jabarkan definisi menurut opini saya, kemudian saya akan mencari penjelasannya di internet untuk dibandingkan dengan jawaban pertama saya. Dengan begitu, saya akan tahu sejauh mana nalar logika saya dalam berpikir mendefinisikan suatu frasa bahasa Inggris apakah sudah tepat atau belum. Sekalian belajar, hehe.
PENJABARAN
Yang pertama, pendekatan COMMUNITY DEVELOPMENT menurut saya adalah pendekatan untuk mengembangkan kemampuan dan kapasitas masyarakat itu sendiri: dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Sesuai dengan definisi development yang artinya adalah pengembangan, sesuatu yang berkembang itu berasal dari dalam, ke luar. Objeknya adalah masyarakat itu sendiri. Bisa berkembang dalam berbagai bidang seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, pertanian, dll. Dan menurut spectrumsolution.id, pendekatan community development adalah pendekatan yang bertujuan untuk memperkuat dan memberdayakan komunitas melalui partisipasi aktif dari anggota komunitas itu sendiri. Dalam hal ini, definisi saya cukup selaras dengan yang sesungguhnya.
Kedua, pendekatan COMMUNITY EMPOWERMENT atau pemberdayaan komunitas menurut saya adalah pemberdayaan potensi sumber daya manusia yang ada dalam masyarakat itu sendiri untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat. Tujuannya adalah supaya masyarakat mandiri dan berdaya dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Definisi community empowerment dari laman untirta.ac.id yaitu sebuah upaya yang dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi masyarakat dan mengatasi berbagai permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Dalam hal ini, definisi saya tepat.
Ketiga, pendekatan COMMUNITY ORGANIZATION adalah pendekatan dalam mengurus masyarakat dengan menggunakan sistem struktur kepemimpinan, keanggotaan, dan program kerja. Seperti sebuah organisasi yang ada ketua, sekretaris, bendahara, anggota yang setiap jabatan itu memiliki tugas tertentu. Juga ada alur koordinasinya yang mesti dipatuhi. Ada pula SOP yang dijalankan sesuai dengan kesepakatan yang berlaku. Sedangkan di internet, saya menemukan definisi dari laman Encyclopedia, yang menjelaskan bahwa community organization adalah kelompok terencana yang membantu suatu komunitas masyarakat menggunakan struktur sosial dan sumber dayanya. Pendekatan community organization dibentuk untuk mencapai tujuan komunitas yang diputuskan bersama sesuai dengan nilai-nilai lokal. Definisi inilah yang saya maksudkan.
Meskipun mirip dan tipis, ada perbedaan substantif menurut saya yang membedakan antara pendekatan community development, community empowerment, dan community organization, yaitu ada tiga poin: (1) pola kerjanya, (2) sasaran pengelolaannya, dan (3) sudut pandang yang digunakan. Dalam banyak hal, tujuannya juga bisa menjadi perbedaan, namun ‘tujuan’ lebih banyak kesamaannya yaitu meningkatkan dayakemampuan masyarakat ke arah positif dan produktif.
Pada pendekatan pengembangan komunitas atau community development, masyarakat dilihat dari sudut pandang positif potensial sehingga dapat menghasilkan karya yang berguna. Sasarannya ada pada kreatifitas masyarakat dan sudut pandangnya harus dari dalam ke luar. Pada pendekatan pemberdayaan komunitas atau community empowerment, masalah harus muncul menurut masyarakat itu sendiri sehingga hasil yang dicapai juga solutif mengentaskan permasalahan yang ada sehingga masyarakat tidak bergantung pada dunia luar. Sudut pandang yang digunakan adalah bagaimana melihat masalah sebagai sesuatu yang dapat dipecahkan dan bahkan menghasilkan. Dan pada pendekatan community organization, tujuan atau visi misi komunitas harus sudah jelas dulu sehingga bisa dijalankan program-program strategis yang mendukung ke arah tercapainya tujuan tersebut.
CONTOH PENERAPAN
Pendekatan COMMUNITY DEVELOPMENT dapat diterapkan ke masyarakat yang ingin mengembangkan potensi terbaik mereka. Saya jadi teringat 12 tahun lalu saat saya KKN di sebuah desa yang potensi lahan pertaniannya cukup luas yaitu di Desa Ciherang, Kecamatan Banjarsari, Kota Ciamis Jawa Barat. Di sana ada permasalahan pertanian berupa tidak maksimalnya hasil tani desa karena hama dan ketiadaan media koordinasi antar Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Lalu kami sebagai mahasiswa mengadakan sebuah event pertemuan untuk memediasi antargapoktan dengan mengundang perwakilan Gapoktan untuk bersama-sama menyelesaikan masalah tersebut. Diawali dengan bersurat kepada semua Gapoktan untuk menghadiri pertemuan di Balai Desa, kebetulan waktu itu saya sekretarisnya. Lalu setelah diundang, terjadilah rapat antarpelaku usaha tani itu sehingga masalah dapat terselesaikan dari solusi mereka sendiri.
Contohnya lainnya juga bisa dengan membuatkan buku “Kumpulan Puisi Anak-Anak Desa Senaru”. Ini merupakan program yang ingin saya kerjakan di Pengabdi Muda #13 nanti. Dilatarbelakangi oleh kecakapan literasi yang menjadi masalah besar di Indonesia. Data Unesco pada 2024 menunjukkan Indeks minat baca masyarakat Indonesia yang sangat rendah yakni hanya di angka 0,001% artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 yang rajin membaca. Dengan adanya program berbasis community development ini, keaktifan dan kreatifitas anak-anak desa pada keterampilan membaca, menulis, dan berimajinasi berbasis bahasa Indonesia akan dikembangkan menjadi sebuah karya yang bisa dibaca oleh mereka sendiri, menjadi portfolio, juga meningkatkan minat baca dan literasi anak-anak desa. Hal ini akan menaikkan kepercayaan diri mereka sehingga termotivasi untuk membuat karya-karya lainnya yang lebih baik (berkembang).
Pendekatan COMMUNITY EMPOWERMENT dapat diterapkan ke masyarakat yang memiliki masalah tertentu. Contoh programnya adalah membuat bank sampah, program pelatihan guru, penyuluhan gizi, pelatihan pemasaran produk wisata, dan lain-lain.
Pendekatan COMMUNITY ORGANIZATION dapat diterapkan ke masyarakat yang telah menetapkan tujuan tertentu. Contohnya menyusun organisasi kepemudaan yang tujuannya menggerakkan masyarakat muda-muda remaja desa untuk dapat berkontribusi aktif dalam mendukung program-program kemajuan desa. Organisasi tersebut diberi nama misalnya IKRAR (Ikatan Keluarga Remaja Lombok Utara) atau GANTRA (Gabungan Tuan-Nona Lombok Utara). Merujuk pada pengalaman saya pribadi di lingkungan masyarakat tempat tinggal, struktur organisasi kepemudaan tersebut dapat terdiri atas (1) Ketua Pemuda yang tugasnya adalah memimpin pemuda-pemudi di organisasi tersebut, (2) sekretaris, cerminan organisasi dalam hal arsip, (3) bendahara tentunya yang mengatur biaya operasional, (4) Divisi K3 atau Keamanan, Kebersihan, dan Ketertiban yang menangani masalah sampah, pembangunan saluran air, perbaikan musola, pembangunan berugak (saung) bersama, dan perbaikan sanitasi, atau jaga ronda (untuk menghindari pencurian hewan ternak sapi di Lombok yang marak terjadi). (5) Divisi PK alias Pendidikan dan Kerohanian yang menjalankan program kerja seperti pengajaran mengaji anak-anak di masjid/musola, kegiatan ramadhan, ataupun hari besar keagamaan, (6) Divisi Kesmas atau kejahteraan Masyarakat yang berfokus pada acara hiburan seperti mengadakan lomba 17 Agustusan, bakti sosial, cek kesehatan masyarakat, pentas tradisional, atau pawai adat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar