Minggu, 27 Juli 2025

Tantangan di Lapangan

Jawaban pertanyaan soal seleksi studi kasus PM 13 tentang tantangan di lapangan

Oleh: Maryam Fathimiy, calon Pengabdi Muda Arah Pemuda Indonesia


PERTANYAAN

Topik Studi Kasus:

Sebagai delegasi ke pengabdi muda #13 Lombok -Labuan Bajo, Anda akan diberikan data kondisi geografis dan monografis oleh tim fasilitator. Bersama tim dalam satu divisi, Anda telah menyusun program kerja yang menarik dan terperinci untuk masyarakat.

Namun, di lapangan, Anda menghadapi tantangan berikut :

1. Beberapa alat atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam program ternyata kurang atau tidak tersedia di lokasi. Apa langkah yang akan Anda ambil untuk mengatasi masalah ini?

2. Program yang telah disusun ternyata kurang menarik minat masyarakat. Bagaimana strategi Anda untuk meningkatkan partisipasi dan ketertarikan mereka?

Program yang dibuat ternyata menyalahi adat atau norma setempat. Apa yang akan Anda lakukan untuk menyesuaikan program agar tetap dapat dijalankan tanpa melanggar aturan lokal?


JAWABAN SAYA

 (contoh) Program kerja PENYETARAAN KELAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI WARGA SEMUA USIA di Lombok. Penjelasan: Dalam 1 kelas besar, relawan mengajarkan baca-tulis Al quran metode Maqdis secara bersama-sama, berinteraksi dengan audiens warga semua usia yang beragama islam, dilanjutkan belajar secara berkelompok sesuai dengan kemampuan membaca iqra’ masing-masing warga. Waktu yang dibutuhkan: 60 menit

 jawaban no 1

1. Dalam menjalankan program ini, perlengkapan yang dibutuhkan adalah 1 ruang kelas/aula yang besar, 1 orang pengajar (saya sendiri), 6 orang fasilitator (relawan lain), 1 set pengeras suara, 2 proyektor, 2 layar proyektor, 4 buah papan tulis, 3 spidol marker, buku iqro’jilid 1-6 masing-masing 10 buah, 5 buah al-quran, dan 10 tasbih digital untuk doorprize. Lalu teryata misalnya di sana tidak tersedia papan tulis sejumlah yang dibutuhkan, atau proyektor yang tersedia hanya 1 buah, maka saya akan mempersingkat isi tulisan materinya. Dan untuk buku iqro, Al-quran serta tasbih digital, saya akan mencarinya dari Bandung jauh-jauh hari dengan menggaet sponsor (jika ada) lalu diangkut ke sana. Intinya, persiapan menjadi hal penting yang harusnya bisa diantisipasi lebih awal.

 jawaban no 2

2. Saya menyadari bahwa kegiatan semacam ini berpotensi minim mendapatkan antusiasme warga terutama yang dari yang selain beragama Islam. Jika audiens tidak antusias dalam mengikuti program ini, saya akan meningkatkan interaksi yang menarik bersama warga, seperti dengan menggunakan media musik organ tunggal untuk iringan lagunya, juga kertas semen warna-warni yang saya bawa dari rumah untuk mendekorasi papan tulis sesuai dengan urutan materi yang diajarkan. Juga, saya akan langsung menunjuk satu-dua orang audiens untuk diajak interaksi ke depan lalu membagi-bagikan hadiah. Sejak awal kelas diisi dengan menyayi-menyanyi dan menyanyi karena menurut Lely Halimah, seorang peneliti dari UPI dalam artikelnya berjudul “Musik dan Pembelajaran”, penggunaan musik di kelas akan membantu meningkatkan kegembiraan siswa dalam belajar dan sekaligus juga dapat meningkatkan efektifivitas ketercapaian tujuan. Jika semua gembira, tentu antusiasme bertambah. Publikasi pra-acara juga menjadi hal penting yang akan saya usahakan demi memunculkan ketertarikan warga sejak sebelum acaranya dimulai. seperti dengan membagikan selebaran poster berisi informasi agenda tersebut pada H min 1-2 minggu.

 jawaban no 3

3. Program ini tentunya akan berbenturan dengan norma masyarakat yang bukan beragama islam. Tentunya kami sangat menghargai berbagai kepercayaan yang ada di Lombok seperti hindu, budha, kristen, atau kepercayaan adat lainnya. Solusinya adalah dengan tegas sejak awal melarang keikutsertaan  warga yang beragama selain islam dalam program ini. Sekalipun jika dia muslim tapi dilarang orang tuanya untuk solat, maka dia juga tidak boleh ikutan. Karena, ada pengalaman saat saya mengajarkan anak-anak dusun Sembagek untuk sholat, sebagian mereka tidak ikut solat dengan alasan tidak diizinkan oleh orang tuanya. Mereka kebanyakan yang berasal dari rumah adat. Tidak apa-apa, saya menghargai. solusinya, mereka yang tidak ikutan dapat berada di luar ruangan untuk mengikuti kegiatan lainnya bersama relawan lain yang juga non-muslim, seperti misalnya kegiatan belajar biologi, mengenal nama-nama tanaman langsung dari alamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar